Postingan

Gambar
  Skill Bertahan Hidup Buat Kamu, Wahai Orang Dewasa Basic Surviving Skills You Need to Have as an Adult   Sejak kecil, kita diajarkan untuk jadi makhluk sosial yang baik, jujur, sabar, bertanggung jawab dan berteman dengan semua tanpa membeda-bedakan, harus setia berteman dan siap membantu bila dibutuhkan. Ajaran orangtua kita memang tidak salah, tapi mereka lupa kalau hidup tidak hanya berputar di lingkaran hitam dan putih. Ketika masih duduk di bangku sekolah, lingkaran pertemanan selalu berputar dengan siapa yang paling akrab, menghabiskan waktu bersama, fullfiling life with jokes, laughs and tears. Semuanya dibagi bersama sahabat. Kontras berbeda ketika memasuki usia dewasa, usia dimana kita dihadapkan dengan dunia kerja yang jauh berbeda dengan kehidupan sekolah dan nongki-nongki. Usia dimana tidak ada yang peduli jika mental kamu belum siap, semua menaruh harapan dan ekspektasi besar padamu, mendoakan kesuksesan agar dapat menghasilkan banyak uang untuk keluarga, namu
  Debat Analogi Perempuan Sama dengan Permen   Istilah analogi sering kali digunakan di kehidupan sehari-hari. Paham gak paham, yang penting pakai saja istilahnya, biar dibilang keren. Biar sama-sama paham, kita lihat dulu pengertian analogi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analogi adalah persesuaian antara kedua benda yang berlainan. Menurut Soekadijo, analogi adalah berbicara dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain dan dua hal yang berlainan itu dibandingkan dengan satu dan yang lainnya.             Intinya, analogi melihat obyek yang kompleks kemudian menyederhanakannya dengan sebuah perbandingan agar subyek kompleks tersebut lebih mudah dipahami. Masalahnya, belakangan ini analogi yang digunakan dengan tujuan menyederhanakan suatu konsep pembelajaran, oleh beberapa kalangan dianggap tidak pantas dan menjatuhkan martabat manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Analogi “perempuan harus menutup auratnya, sama seperti bungkusan permen, jika permen tidak dibungk
  Self-Branding Apa itu self-branding? Apa pentingnya self-branding ? Self-branding adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi atau keadaan dimana seseorang menampilkan atau menggambarkan dirinya di publik. Istilah self-branding sendiri biasanya marak digunakan di kalangan para selebriti/influencer muda namun kini juga sudah banyak dikenal oleh milenal pada umumnya. Orang-orang mulai menggunakan akun sosial medianya untuk melakukan self-branding karena lebih mudah diakses dengan jangkauan yang luas. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan sekali kemudian ditinggalkan namun dilakukan terus menerus hingga membentuk suatu image yang nyata dan melekat. Image yang dibangun tentu saja berbeda dan unik untuk tiap individu, tergantung latar belakang tujuannya. Sadar atau tidak sadar, orang-orang yang aktif menggunakan sosial media sedang dan telah membentuk brand diri mereka, dilihat dari aktivitas dan muatan postingan yang diunggah. Ada yang sering mengunggah postingan te

Review buku: The Cold Moon (oleh Jeffery Deaver)

Gambar
Ingin mereview buku yang kurang lebih selama 9 jam terakhir telah menemani. (big thanks to my sister who got this from their reading room at school and let me read it) /kusuka bacaan bagus yg gratis😁 Novel yang mengusuk tema pembunuhan sadis (yang diceritakan dalam prolog) adalah hal yang membuatku tertarik untuk membaca. Kegemaranku dalam membaca hal2 sadistik tidak membuatku menunda-nunda untuk membaca buku ini. Namun, semakin jauh, semakin dalam kutelusuri jalan ceritanya, benakku berseru, "gila penulis ini sungguh jenius!" Membaca buku ini memberikan kesan seolah sedang memainkan Matryoshka (boneka khas Rusia yang diisi denfan bentuk boneka yang lebih kecil), aku tidak tau analogi lain lagi selain ini. Awalnya, penulis mengarahkan kita pada motif balas dendam belaka (yang dalam prosesnya dijabarkan dengan sadis), namun ketika membuka lembaran berikutnya, kita akan dihadapkan dengan fakta baru yang tak mampu membuatmu berseru kagum akan ide sang penulis. Terus be

Review buku Haruki Murakami: Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya

Gambar
Setelah membaca buku ini, saya sampai di kesimpulan bahwa (ternyata) saya suka membaca karangan Bapak Haruki Murakami. Awal baca karangan dia yg lain dan 'Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya' ini, saya merasa bahwa penulisan dia terlalu detail, kadang malah seperti ngelantur kemana mana. Tapi ternyata di situlah daya tariknya. Dengan penulisan yg terlampau detail justru membuat pembaca mudah menikmati dan mengikuti alur, mengalir begitu saja dan jatuh dalam cerita yang tampak tidak seperti cerita belaka. Meski alurnya maju mundur (di buku ini) tapi itu tidak menjadi masalah karena balik lagi, dia sungguh memaparkan segala detail dengan teliti. Buku ini mengangkat masalah tentang seorang Tsukuru Tazaki yang menderita sakit hati semasa muda hingga usianya menginjak 36 tahun. Sakit hati karena didepak oleh teman sepergaulannya tanpa alasan yang jelas. Sakit hati yang membawa dia selalu berdiri di jurang kematian, tiap harinya. Hanya ingin mati. Mungkin bagi sebagia

Hari AIDS SEDUNIA: Bagaimana Saya Melihat ODHA sebagai Orang yang Menginspirasi

Gambar
Pengalamanku bersama ODHA: How I see them as Inspiring People Selamat hari AIDS sedunia! Ketika melihat trending twitter pagi ini, hastag #WorldAIDSDay berada di puncak teratas. Netizen banyak mengirim dukungan melalui tulisan singkat mereka di plattform tersebut, menyuarakan gaungan para pejuang HIV dan AIDS “Jauhi Penyakitnya, bukan Orangnya”. Maka, untuk memperingati hari AIDS sedunia, saya mencoba berbagi pengalaman dan pandangan tentang Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) selama saya menghabiskan waktu beberapa hari bersama mereka. Singkatnya untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, saya mengambil judul penelitian terkait self-esteem ODHA atas labelling dan diskriminasi yang diterima. Untuk memenuhi target penelitian, maka saya bersama pendamping penelitian menemui beberapa teman-teman ODHA di pusat pelayanan HIV dan AIDS di salah satu rumah sakit. Melalui perkenalan singkat kepada lima ODHA dan berbekal beberapa pertanyaan yang telah saya siapkan untuk wawancara, percakapan di
What is Happiness? Saat itu jika ada yang menanyakanku apa yang ingin kucapai dalam hidup ini, aku akan menjawab “aku ingin bahagia”. Pikirku, jika nanti aku telah hidup mandiri tanpa mendapat bantuan finansial lagi dari orangtuaku dan ketika aku berhasil meraih mimpi, maka aku akan bahagia. Pertanyaannya adalah, apa sekarang aku belum bahagia? Aku bahkan tidak mampu menjawab pertanyaan yang kuajukan pada diri sendiri kala itu. Apa tersenyum saat mendengar suara mama di seberang sana termasuk bahagia? Apa tertawa terpingkal-pingkal karena tingkah konyol idolaku yang kutonton termasuk bahagia? Apa berjalan sendiri sambil mendengarkan musik dan menikmati angin petang termasuk bahagia?       Aku tak tahu. Sebenarnya, definisi bahagia itu seperti apa? Aku tidak yakin apakah sekarang aku hidup dengan bahagia sementara di dalam benakku masih banyak pikiran dan perasaan yang mengganjal, kekhawatiran yang kusembunyikan dan ketidaberdayaan yang sebenarnya tak ingin kuakui. Kegundaha