Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Review buku Haruki Murakami: Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya

Gambar
Setelah membaca buku ini, saya sampai di kesimpulan bahwa (ternyata) saya suka membaca karangan Bapak Haruki Murakami. Awal baca karangan dia yg lain dan 'Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya' ini, saya merasa bahwa penulisan dia terlalu detail, kadang malah seperti ngelantur kemana mana. Tapi ternyata di situlah daya tariknya. Dengan penulisan yg terlampau detail justru membuat pembaca mudah menikmati dan mengikuti alur, mengalir begitu saja dan jatuh dalam cerita yang tampak tidak seperti cerita belaka. Meski alurnya maju mundur (di buku ini) tapi itu tidak menjadi masalah karena balik lagi, dia sungguh memaparkan segala detail dengan teliti. Buku ini mengangkat masalah tentang seorang Tsukuru Tazaki yang menderita sakit hati semasa muda hingga usianya menginjak 36 tahun. Sakit hati karena didepak oleh teman sepergaulannya tanpa alasan yang jelas. Sakit hati yang membawa dia selalu berdiri di jurang kematian, tiap harinya. Hanya ingin mati. Mungkin bagi sebagia...

Hari AIDS SEDUNIA: Bagaimana Saya Melihat ODHA sebagai Orang yang Menginspirasi

Gambar
Pengalamanku bersama ODHA: How I see them as Inspiring People Selamat hari AIDS sedunia! Ketika melihat trending twitter pagi ini, hastag #WorldAIDSDay berada di puncak teratas. Netizen banyak mengirim dukungan melalui tulisan singkat mereka di plattform tersebut, menyuarakan gaungan para pejuang HIV dan AIDS “Jauhi Penyakitnya, bukan Orangnya”. Maka, untuk memperingati hari AIDS sedunia, saya mencoba berbagi pengalaman dan pandangan tentang Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) selama saya menghabiskan waktu beberapa hari bersama mereka. Singkatnya untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, saya mengambil judul penelitian terkait self-esteem ODHA atas labelling dan diskriminasi yang diterima. Untuk memenuhi target penelitian, maka saya bersama pendamping penelitian menemui beberapa teman-teman ODHA di pusat pelayanan HIV dan AIDS di salah satu rumah sakit. Melalui perkenalan singkat kepada lima ODHA dan berbekal beberapa pertanyaan yang telah saya siapkan untuk wawancara, percakapan di...
What is Happiness? Saat itu jika ada yang menanyakanku apa yang ingin kucapai dalam hidup ini, aku akan menjawab “aku ingin bahagia”. Pikirku, jika nanti aku telah hidup mandiri tanpa mendapat bantuan finansial lagi dari orangtuaku dan ketika aku berhasil meraih mimpi, maka aku akan bahagia. Pertanyaannya adalah, apa sekarang aku belum bahagia? Aku bahkan tidak mampu menjawab pertanyaan yang kuajukan pada diri sendiri kala itu. Apa tersenyum saat mendengar suara mama di seberang sana termasuk bahagia? Apa tertawa terpingkal-pingkal karena tingkah konyol idolaku yang kutonton termasuk bahagia? Apa berjalan sendiri sambil mendengarkan musik dan menikmati angin petang termasuk bahagia?       Aku tak tahu. Sebenarnya, definisi bahagia itu seperti apa? Aku tidak yakin apakah sekarang aku hidup dengan bahagia sementara di dalam benakku masih banyak pikiran dan perasaan yang mengganjal, kekhawatiran yang kusembunyikan dan ketidaberdayaan yang sebenarnya tak ingin ...
Gambar
Senin, 23 April 2018 Rizky Fauziah Kenapa harus Balon Gas?         Tulisan ini dibuat atas kegundahan saya sebagai manusia bumi dan sebagai mahasiswa kesehatan yang dibuat bingung dan heran atas apa yang terjadi hari ini. Singkatnya, hari ini kampus tercinta sedang berulang tahun ke-17 dan dengan penuh semangat suka cita seluruh jajaran kampus meraya kan hari bahagia ini, seperti tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari menyanyikan lagu kebangsaan bersama, parade pakaian tradisional hingga tarian adat dari beberapa daerah ditampilkan dan membuat saya semakin mengagumi keberagaman Indonesia. Namun salah satu bagian penting dalam acara sukses menyita perhatian saya. Bukan. Bukan karena bagus atau lebih menarik dari gerakan gemulai dari para penari tadi, tapi justru karena selipan bagian acara itu membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang mereka pikirkan sebagai calon kader kesehatan?”. Kegiatan pelepasan balon gas ke udara dilakukan setelah pidato direktur kampus mengen...

OPINI- INTROVERT, Bawaan lahir atau impact lingkungan?

Introvert, bawaan lahir atau impact lingkungan? Istilah introvert-ekstrovert sebenarnya telah cukup populer di kalangan masyarakat. Istilah ini awalnya diungkapkan oleh Carl Jung, seorang Psikoanalis. Carl Jung mendefinisikan Introvert sebagai introversion / introversive sedangkan ekstrovert sebagai extraversion / extroversive. Kedua istilah ini memiliki kaitan yang erat tentang bagaimana seseorang ketika menghadapi situasi. Mereka yang extroversive cenderung lebih banyak memberikan pendapat, menerima pendapat dari luar dan lebih mampu dalam berpikir objektif serta akan jauh lebih mudah menerima sesuatu. Sebaliknya, mereka yang introvert cenderung pendiam, terlihat tidak mau berteman dan juga cenderung subjektif terhadap berbagai macam hal. Mereka juga cenderung tidak terbuka dengan orang lain dan terkadang sangat tidak dapat menerima pendapat atau dorongan dari luar. Di sini saya akan membahas tentang introvert karena saya sendiri cenderung bersikap introversive dalam kesehari...