Senin, 23 April 2018
Rizky Fauziah
Kenapa harus Balon Gas?
Tulisan ini dibuat atas kegundahan saya sebagai manusia bumi dan sebagai mahasiswa kesehatan yang dibuat bingung dan heran atas apa yang terjadi hari ini. Singkatnya, hari ini kampus tercinta sedang berulang tahun ke-17 dan dengan penuh semangat suka cita seluruh jajaran kampus merayakan hari bahagia ini, seperti tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari menyanyikan lagu kebangsaan bersama, parade pakaian tradisional hingga tarian adat dari beberapa daerah ditampilkan dan membuat saya semakin mengagumi keberagaman Indonesia. Namun salah satu bagian penting dalam acara sukses menyita perhatian saya. Bukan. Bukan karena bagus atau lebih menarik dari gerakan gemulai dari para penari tadi, tapi justru karena selipan bagian acara itu membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang mereka pikirkan sebagai calon kader kesehatan?”.
Kegiatan pelepasan balon gas ke udara dilakukan setelah pidato direktur kampus mengenai acara ulang tahun kali ini. Direktur bersama jajarannya berada ke panggung, memegang seikat balon gas kuning dengan senyum suka cita lalu bersama mahasiswa yang hadir sama-sama menghitung mundur untuk melepaskan balon, sebagai tanda bahwa perayaan ulang tahun kampus dan beberapa kegiatan lomba lainnya resmi dibuka.
Lucunya, semua yang ada di sana bersorak gembira dan bertepuk tangan ketika balon-balon tersebut dilepas dan terbang semakin tinggi. Saya hanya bisa duduk di sana, memandangi mereka dan membatin pertanyaan, “Untuk apa balon-balon itu dilepas?”.
Pernahkah orang-orang itu berpikir seberapa jauh balon-balon tersebut terbang? Kemana perginya dan di mana berakhirnya balon-balon itu? Balon-balon gas yang dilepas ke udara akan terbang tinggi hingga batas maksimal lalu akhirnya meletus dan akhirnya jatuh ke tanah atau yang lebih parah jatuh ke laut. Alhasil, balon-balon yang dilepas penuh tawa dan diiringi tepuk tangan itu jatuh dan berserakan di tanah atau laut dan jadi sampah yang mengotori bumi hingga bertahun-tahun. Sampai sini, ada yang sudah dapat jawaban dari untuk apa balon itu dilepas?
Peristiwa serupa soal menerbangkan balon gas di event-event juga sudah tidak asing di bagian negara lain, hingga akhirnya menjadi masalah serius di sana. Lembaga non-profit AS, yang fokus dalam persoalan dampak balon gas, Balloons Blow mengampanyekan potongan balon gas yang mendarat setelah terbang jauh bisa mengotori lingkungan karena susah terurai di tanah. Dalam banyak kasus, pecahan karet balon disangka sebagai makanan oleh hewan, sehingga banyak hewan yang ditemukan mati atau terluka karena menelan potongan balon. Serangkaian kasus lainnya yaitu burung yang terjatuh setelah terlilit tali balon, balon-balon tersangkut di pohon, sampah balon mengotori pantai hingga kecelakaan pesawat pribadi yang jatuh di sekitar Brea, California, AS pada 15 November 193 karena ada banyak balon gas yang tersangkut di mesin pesawat.
Sejauh ini, tidak ada profit bermakna yang saya temukan tentang pelepasan balon gas untuk menyemaraki suatu kegiatan. Dan ironisnya, hal ini dilakukan oleh bagian kampus saya, kampus kesehatan ternama di kota ini. Apa perlu balon-balon itu dilepas? Untuk apa? Jujur saja, menerbangkan balon gas itu tidak penting, tidak ada gunanya dan sama sekali tidak keren.
Jadi untuk semua good people yang telah meluangkan waktu berharganya untuk membaca curahan hati ini, mari kita bersama lebih peduli terhadap lingkungan. Jika kita tidak bisa secara aktif menyumbangkan sesuatu untuk lingkungan dan bumi tercinta setidaknya kita tidak ikut memperparah kondisi lingkungan yang ada.
Rizky Fauziah
Kenapa harus Balon Gas?
Tulisan ini dibuat atas kegundahan saya sebagai manusia bumi dan sebagai mahasiswa kesehatan yang dibuat bingung dan heran atas apa yang terjadi hari ini. Singkatnya, hari ini kampus tercinta sedang berulang tahun ke-17 dan dengan penuh semangat suka cita seluruh jajaran kampus merayakan hari bahagia ini, seperti tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari menyanyikan lagu kebangsaan bersama, parade pakaian tradisional hingga tarian adat dari beberapa daerah ditampilkan dan membuat saya semakin mengagumi keberagaman Indonesia. Namun salah satu bagian penting dalam acara sukses menyita perhatian saya. Bukan. Bukan karena bagus atau lebih menarik dari gerakan gemulai dari para penari tadi, tapi justru karena selipan bagian acara itu membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang mereka pikirkan sebagai calon kader kesehatan?”.
Kegiatan pelepasan balon gas ke udara dilakukan setelah pidato direktur kampus mengenai acara ulang tahun kali ini. Direktur bersama jajarannya berada ke panggung, memegang seikat balon gas kuning dengan senyum suka cita lalu bersama mahasiswa yang hadir sama-sama menghitung mundur untuk melepaskan balon, sebagai tanda bahwa perayaan ulang tahun kampus dan beberapa kegiatan lomba lainnya resmi dibuka.
Lucunya, semua yang ada di sana bersorak gembira dan bertepuk tangan ketika balon-balon tersebut dilepas dan terbang semakin tinggi. Saya hanya bisa duduk di sana, memandangi mereka dan membatin pertanyaan, “Untuk apa balon-balon itu dilepas?”.
Pernahkah orang-orang itu berpikir seberapa jauh balon-balon tersebut terbang? Kemana perginya dan di mana berakhirnya balon-balon itu? Balon-balon gas yang dilepas ke udara akan terbang tinggi hingga batas maksimal lalu akhirnya meletus dan akhirnya jatuh ke tanah atau yang lebih parah jatuh ke laut. Alhasil, balon-balon yang dilepas penuh tawa dan diiringi tepuk tangan itu jatuh dan berserakan di tanah atau laut dan jadi sampah yang mengotori bumi hingga bertahun-tahun. Sampai sini, ada yang sudah dapat jawaban dari untuk apa balon itu dilepas?
Peristiwa serupa soal menerbangkan balon gas di event-event juga sudah tidak asing di bagian negara lain, hingga akhirnya menjadi masalah serius di sana. Lembaga non-profit AS, yang fokus dalam persoalan dampak balon gas, Balloons Blow mengampanyekan potongan balon gas yang mendarat setelah terbang jauh bisa mengotori lingkungan karena susah terurai di tanah. Dalam banyak kasus, pecahan karet balon disangka sebagai makanan oleh hewan, sehingga banyak hewan yang ditemukan mati atau terluka karena menelan potongan balon. Serangkaian kasus lainnya yaitu burung yang terjatuh setelah terlilit tali balon, balon-balon tersangkut di pohon, sampah balon mengotori pantai hingga kecelakaan pesawat pribadi yang jatuh di sekitar Brea, California, AS pada 15 November 193 karena ada banyak balon gas yang tersangkut di mesin pesawat.
Sejauh ini, tidak ada profit bermakna yang saya temukan tentang pelepasan balon gas untuk menyemaraki suatu kegiatan. Dan ironisnya, hal ini dilakukan oleh bagian kampus saya, kampus kesehatan ternama di kota ini. Apa perlu balon-balon itu dilepas? Untuk apa? Jujur saja, menerbangkan balon gas itu tidak penting, tidak ada gunanya dan sama sekali tidak keren.
Jadi untuk semua good people yang telah meluangkan waktu berharganya untuk membaca curahan hati ini, mari kita bersama lebih peduli terhadap lingkungan. Jika kita tidak bisa secara aktif menyumbangkan sesuatu untuk lingkungan dan bumi tercinta setidaknya kita tidak ikut memperparah kondisi lingkungan yang ada.
Komentar
Posting Komentar